BABY

Moms, Waspadai Obesitas pada Bayi Anda


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Obesitas atau kelebihan berat badan memang kerap terjadi pada orang dewasa atau anak-anak. Tetapi, bukan tidak mungkin bayi yang baru berusia 0 hingga 12 bulan mengalami obesitas juga. Seorang bayi disebut obesitas jika berat badannya melebihi ukuran normal berdasarkan usia.


Pada umumnya, berat badan ideal bayi di bawah umur 3 bulan adalah 3,4-5,7 kg. Bayi umur 4-6 bulan, berat badan idealnya antara 5-7,4 kg. Ketika bayi berumur 7-9 bulan, bobot idalanya adalah 8-8,9 kg. Dan bayi umur 10-12 bulan, berat badan idealnya mencapai 9,3-9,9 kg.


Penyebab Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan pada orang dewasa terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari kebiasaan makan yang sembarangan, hingga tidak menerapkan gaya hidup sehat. Lalu sebenarnya, kenapa bayi bisa mengalami obesitas?

1. Genetika atau Keturunan

Ternyata, orang tua yang obesitas 'mewarisi' gen ini pada keturunannya, sekalipun ia masih bayi. Jadi jika Anda atau pasangan termasuk 'subur' dan berbadan besar, risiko bayi akan obesitas pun cukup besar.

2. Obesitas saat Hamil

Ketika mengandung, para calon ibu juga akan diperingatkan oleh dokter atau bidan untuk menjaga pola makan supaya tidak kebablasan. Ini tentu ada tujuannya, di mana yang pertama dapat membantu agar 'utang' bobotnya tidak terlalu banyak pasca-bersalin. Tujuan kedua, supaya bayi yang dilahirkan tidak berukuran besar (makrosomia). Di samping akan mempersulit persalinan normal, bayi makrosomia juga berisiko menjadi anak yang obesitas di masa pertumbuhannya.

3. Mengalami Diabetes Gestasional

Seorang wanita hamil yang mengalami diabetes gestasional juga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan bobot besar. Hal ini disebabkan kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh sang ibu.

4. Asupan Gizi dan Gula Berlebih

Idealnya, bayi memang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, lalu berlanjut hingga usia 2 tahun. Namun tak semua ibu dikaruniai ASI berlimpah, sehingga akhirnya memberikan susu formula kepada anaknya. Cermati pilihan susu formula untuk bayi Anda, Moms. Beberapa susu mengandung kadar gula tinggi, sehingga berpotensi menyebabkan obesitas.


Dampak Obesitas

Kondisi ini tentunya tidak baik jika terjadi pada bayi Anda. Jika dibiarkan, obesitas bisa berlanjut dan berpengaruh buruk untuk masa tumbuh kembang Si Kecil nantinya. Berikut beberapa dampak negatif yang bisa dialami anak yang obesitas:

• Pergerakan bayi yang cenderung lamban akan menghambat perkembangan motorik kasar dan motorik halus, lantaran kemampuannya untuk bereksplorasi yang lebih minimal.

• Berisiko tinggi menderita tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, penyakit jantung, hingga stroke di masa dewasa.

• Berisiko mengalami gangguan tidur, juga pubertas di usia lebih muda atau dini.

• Mengalami gangguan pertumbuhan tulang.


Pencegahan

Apakah boleh bayi obesitas melakukan diet seperti halnya orang dewasa? Jawabannya tidak boleh! Hal ini akan mengganggu pemenuhan nutrisi yang ia terima selama masa pertumbuhan. Namun Anda bisa melakukan empat hal berikut ini untuk mencegah obesitas pada Si Kecil:

1. Menyusui Selama Mungkin

Daftar keuntungan ASI bagi bayi semakin bertambah dengan kemampuannya menjaga berat badan tetap ideal. Tak hanya membuat daya tahan tubuh yang meningkat, pemberian ASI juga mampu mengurangi risiko obesitas Si Kecil.

2. Hindari Pemberian Makanan Padat Terlalu Cepat

Penelitian dari Harvard University menemukan bahwa bayi yang diberi makanan padat sebelum usia 4 bulan berpotensi mengalami obesitas di usia 3 tahun. Asosiasi Dokter Anak di Amerika Serikat juga merekomendasikan pemberian makanan padat ketika bayi menginjak usia 4-6 bulan atau jika bayi sudah siap.

3. Ketahui Tanda Bayi Sudah Kenyang

Saat waktu makan tiba, perhatikan seberapa banyak makanan yang Anda berikan kepadanya. Bayi yang sudah kenyang akan tampak dari perutnya yang terlihat lebih buncit dibandingkan sebelumnya.

4. Aktif Bergerak

Jangan lupa untuk sering-sering berlatih tummy time buat Si Kecil, Moms. Mainkan musiknya dan berjogetlah dengan bayi Anda. Selain bisa melatih kemampuan motorik kasarnya, ini juga bisa mempererat bonding antara Moms dan bayi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)