Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Buat ibu bekerja, kembali bekerja setelah cuti melahirkan itu bukan perkara mudah. Kita mungkin khawatir telah kehilangan 'sentuhan', atau merasa tidak percaya diri, dan gugup. Tetapi naluri keibuan membawa keuntungan dalam semua level, baik praktikal maupun emosional, Moms.
Melahirkan dan mengurus bayi menumbuhkan kekuatan yang hanya berkembang pada ibu, misalnya tidak kehilangan kesabaran dan kemampuan untuk berkompromi saat menemui kebuntuan. Percaya atau tidak, keahlian-keahlian yang merupakan hasil sampingan dari memiliki bayi ini juga akan bisa memberi keuntungan buat Anda di kantor.
Dalam survei terbaru, sebanyak 61 persen ibu bekerja percaya mereka bekerja lebih baik setelah memiliki anak. Berikut ini keterampilan-keterampilan baru yang Anda miliki setelah menjadi seorang ibu dan akan berguna di perusahaan tempat Anda bekerja.
Lebih Sabar
Anda pasti pernah melakukan sesuatu dengan terburu-buru, misalnya saat menidurkan anak atau belajar memakai gendongan. Anda mungkin berpikir, tidak mungkin bisa melanjutkan hidup tanpa bekal kesabaran yang banyak. "Kebanyakan orang tua belajar menarik napas panjang dan memberikan pengertian untuk orang-orang di sekitarnya," kata Jessica Chivers, pendiri The Talent Keeper Specialists dan penulis buku Mothers Work! How to Get a Grip on Guilt and Make a Smooth Return to Work. "Di kantor, ini berarti penerimaan yang lebih baik atas cara kerja orang lain. Selain mampu bekerja dalam tim, Anda juga memiliki empati," jelas Chivers.
Hebat Mengatur Waktu
Saat menjadi ibu, 1 hari akan terasa sangat cepat. Sebelum ke kantor, Anda terburu-buru mengerjakan berbagai kegiatan di rumah, seperti menyiapkan bekal makan siang hingga membersihkan bekas biskuit dari lantai. "Menjadi orang tua memerlukan keseimbangan dan Anda harus lebih tertib," kata entrepreneur dan mantan direktur perdagangan Urban Retreat, Tracey Woodward, kini anggota dewan untuk Prince's Trust dan ibu dari 2 orang anak. Anda juga tidak mudah marah saat kelelahan karena sebagai ibu, hal ini terjadi setiap saat. "Ketika memiliki bayi, ada beberapa hal yang harus dikerjakan pada waktu-waktu tertentu," jelasnya. "Ini keterampilan yang bermanfaat di kantor saat Anda mengerjakan berbagai proyek dan harus bisa membuat prioritas."
Mengabaikan Hal yang Kurang Penting
Menurut riset, 2 dari 5 manajer percaya ibu bekerja lebih cepat. Sementara sepertiganya mengatakan seorang ibu lebih bermotivasi dalam pekerjaan dibandingkan wanita yang bukan ibu. Nicole de Burlet, seorang PR kecantikan senior dan ibu dari seorang balita, mengatakan bahwa jika Anda ingin sesuatu diselesaikan dengan cepat, mintalah pada ibu bekerja. "Kita mampu mengabaikan gangguan-gangguan dan mendapatkan hasil," katanya. "Siapa lagi yang bisa mengganti popok di jok belakang mobil selagi anak berteriak? Menjadi ibu membuat pikiran akan lebih fokus."
Memiliki Pandangan Hidup
Memang kenapa jika warna karpet Anda sekarang krem karena terkena tumpahan susu Si Kecil? Sebagai orang tua, Anda dipaksa pasrah pada kekacauan tak terduga dan berpikir 'apa pun yang terjadi, terjadilah'. Ini sangat ampuh saat berhadapan dengan presentasi menegangkan. Anda belajar untuk melakukan yang terbaik di kantor, lalu pulang untuk bersama di rumah. Menurut Jessica, "Setelah melahirkan, mengurus bayi dan menjadi ibu, Anda percaya dapat melakukan apa pun. Ini memberikan sikap 'Aku Bisa'.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ibu bekerja lebih tidak stres dibandingkan ibu di rumah. Penyanyi Lily Allen, setelah memiliki 2 anak, setuju bahwa naluri keibuan membuatnya lebih lembut. "Memiliki anak membuatmu berpikir dengan cara sangat berbeda," katanya. "Lebih sedikit tentangmu dan lebih banyak tentang orang lain."
Tidak Ada Lagi 'Si Tukang Atur'
Saat menjadi ibu, Anda pasti memerlukan bantuan, misalnya minta tolong orang tua atau pengasuh untuk menjaga anak supaya bisa ke kantor. Ini bukan berarti Anda bossy. "Mendelegasikan tugas adalah memberikan tanggung jawab pada seseorang untuk melakukan tugas sendiri," kata Tamara Heber-Percy, pendiri perusahaan travel Mr & Mrs Smith dan ibu dari 2 orang anak. "Sama dengan anak-anak. Biarkan mereka belajar sambil menggambar atau mengambil pakaian sendiri. Pasti berantakan. Tapi semakin Anda membebaskan mereka berbuat kesalahan, mereka akan semakin baik." Teori yang sama berlaku di kantor. "Jika kamu memberikan seseorang tanggung jawab, mereka akan bekerja lebih keras," jelasnya.
Keahlian Manajemen
Keterampilan ini mungkin tak disadari hingga bayi Anda mulai berjalan, yaitu saat Anda mampu memberikan pujian dan motivasi. Penelitian menunjukkan bahwa mendeskripsikan apa yang Si Kecil lakukan, misalnya "Kamu menggambar kotak merah, ya", akan membantunya lebih mandiri. Berbeda jika Anda memberikan pujian kosong seperti menyebutnya 'artistik' atau 'kreatif' yang cenderung berefek sebaliknya, karena anak akan menyimpulkan bahwa ia tidak harus berusaha lebih keras untuk menjadi hebat. Teknik ini tidak hanya berlaku pada anak. Keahlian yang sama menjadikan Anda manajer yang lebih baik, melatih staf belajar dengan terus memotivasinya.
Insting Bisnis
Anda mungkin suka bekerja dalam tim sebelum menjadi seorang ibu. Tapi bekerja untuk diri sendiri memberikan keluwesan. Kebebasan saat menjalankan bisnis sendiri cocok untuk seorang ibu. Tidak ada yang lebih memuaskan daripada menjadi bos untuk diri sendiri. Ibu dapat menjadi entrepreneur sukses karena fokus dan etos kerja mereka. Selain itu, pekerjaan paruh waktu sulit dicari dan biaya penitipan anak tidak sedikit, sehingga wirausaha bisa jadi pilihan yang baik. (M&B/SW/Dok. Freepik)