FAMILY & LIFESTYLE

Kelebihan Asam Folat dapat Picu Autisme


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Ibu yang berencana hamil atau tengah hamil sangat diwajibkan mengonsumsi asam folat. Hal ini dimaksudkan agar janin di dalam rahim dapat berkembang dengan sempurna. Tidak hanya perkembangan otak, namun sumsum tulang belakang bayi juga tumbuh baik.

Jika seorang ibu yang hamil kekurangan asam folat, hal ini dapat membuat bayi cacat lahir yang prosesnya terjadi saat usia kandungan 3-4 minggu. Maka, penting untuk mengonsumsi kandungan ini yang terdapat dalam jeruk, bayam, brokoli, kacang polong, dan asparagus.

Namun, sebuah studi mengungkapkan fakta bahwa mengonsumsi asam folat juga bisa memberikan dampak buruk, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di John Hopkins University, AS.

Hasilnya ditemukan bahwa kadar asam folat yang sangat tinggi di tubuh ibu dapat meningkatkan risiko anak mengalami autisme mencapai 2 kali lipat. Selain asam folat, kadar vitamin B12 berlebih pada ibu juga membuat risiko autisme bertambah sampai 3 kali lipat.

“Vitamin B12 secara alami bisa ditemukan di produk hewani, termasuk ikan, daging, unggas, telur, dan susu. Jika kadar asam folat dan B12 amat tinggi, risiko autisme bisa meningkat hampir 17,6 kali lipat,” tutur M Daniele Fallin, Ph.D, salah satu peneliti dalam studi tersebut.

Meski begitu, Fallin menegaskan, bukan berarti studi tersebut melarang ibu hamil mengonsumsi asam folat. Hanya saja, setiap ibu yang ingin dan sedang hamil harus berkonsultasi dengan dokter kandungan tentang takaran asam folat yang diperlukan.

Gejala awal kelebihan asam folat di antaranya timbul rasa mual, muncul ruam merah pada kulit, bahkan menyebabkan insomnia. Sistem tubuh yang terganggu juga bisa membuat sang ibu mengalami kejang, serta kesemutan dan mati rasa.

Untuk mengatasi hal tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan semua wanita mengonsumsi asam folat sebanyak 400 mg per hari. Sementara bagi Anda yang sedang hamil, tentu kebutuhannya lebih tinggi lagi, yaitu 600 mg per hari. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)