Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Semua wanita, baik hamil maupun tidak, pasti pernah mengalami keputihan (fluor albus). Pada ibu hamil, keputihan umumnya meningkat akibat pengaruh hormonal. Keputihan saat hamil disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen dan aliran darah ke vagina. Cairan tambahan yang keluar dari leher rahim ini merupakan sisa buangan dari rahim dan vagina, bakteri normal dari vagina, dan sel-sel mati dari dinding vagina.
Meskipun kondisi keputihan saat hamil termasuk normal, mungkin Anda akan merasa kurang nyaman saat mengalaminya. Karena itu, ikuti beberapa tips dari Mother&Baby Indonesia berikut ini untuk mengatasinya.
- Jaga kebersihan organ genital setiap habis berkemih atau BAB, lalu keringkan dengan handuk.
- Basuh organ genital dari bagian depan ke belakang untuk menghindari infeksi mikroba dari anus.
- Hindari penggunaan sabun atau cairan antiseptik pembersih vagina, karena bisa mengganggu keseimbangan pH normal.
- Gunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat.
- Hindari kebiasaan memakai pantyliners, karena bahan kapasnya merupakan habitat subur bagi cendawan penyebab keputihan.
Bila cairan yang keluar banyak, berwarna kuning kehijauan atau kecokelatan, bau tidak sedap, dan membuat vagina gatal, maka artinya cairan itu adalah keputihan akibat bakteri atau virus. Infeksi ini harus segera ditangani karena dapat berakibat pada ketuban pecah. Untuk mengatasinya, dokter kandungan Anda perlu memeriksa penyebab keputihan, baru kemudian memberikan obat untuk menyembuhkannya. (M&B/SW/Dok. Freepik)