Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Gangguan pada pertumbuhan janin di dalam kandungan sangat mungkin terjadi, terlebih pada ibu yang mengalami kekurangan gizi. Salah satu gangguan yang bisa terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat (PJT).
Diagnosis dari gangguan PJT ini biasanya diketahui melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter kandungan pada trimester ke-2 atau ke-3. Lantas, apa yang menjadi penyebab gangguan ini? Apa pula akibatnya?
Menurut Dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, janin yang tidak berkembang dengan baik atau yang biasa disebut sebagai pertumbuhan janin terhambat merupakan suatu kondisi ketika berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan.
Kondisi ini dapat diketahui apabila berat janin kurang dari kisaran normal berat yang ditentukan. Selain itu, tanda yang paling mudah ditemukan adalah ketika besar rahim tidak seimbang dengan usia kehamilan. PJT sendiri disebabkan beberapa faktor, seperti berikut ini.
Faktor Ibu
- Penyakit kronis. Gangguan sistem tubuh kemungkinan menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat. Mulai dari gangguan pada jantung, penyakit diabetes, anemia, atau TBC, dapat menjadi penyebab pre-eklampsia yang kemudian bisa mengakibatkan PJT.
- Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang kurang. Faktor keturunan dari ibu dapat memengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat yang tidak mencukupi selama kehamilan dapat menyebabkan PJT. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya 9-12 kg. Sebisa mungkin, ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan ideal ini.
- Kebiasaan buruk. Merokok, minum alkohol, dan menggunakan narkoba atau obat-obatan terlarang dapat menjadi penyebab terjadinya PJT.
Faktor Janin
- Plasenta (ari-ari). Kelainan pada plasenta juga dapat menyebabkan PJT. Letak plasenta berada di bawah rahim atau dekat dengan serviks, akan membuat penyaluran nutrisi dari ibu ke janin menjadi terhambat. Akibatnya, berat janin pun tidak ideal.
- Struktur tali pusat. Struktur tali pusat yang tidak normal, seperti adanya simpul atau lilitan, dapat menyebabkan gangguan tranportasi oksigen dan nutrisi kepada janin, sehingga pertumbuhan janin pun menjadi terhambat.
- Infeksi selama hamil. Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan PJT.
Faktor Bentuk Rahim
Kelainan pada bentuk rahim ibu hamil juga bisa menjadi penyebab dari pertumbuhan janin terhambat. Hal ini terkait dengan kemungkinan letak plasenta yang tidak cukup mendapatkan aliran darah.
Apabila PJT tidak segera ditangani, bayi berisiko lahir dengan berat rendah. Berat lahir yang di bawah normal berisiko menimbulkan banyak gangguan kesehatan dan tumbuh kembang. Untuk penanganan lebih lanjut, bayi yang baru lahir harus dirawat di NICU sampai organ tubuhnya berfungsi dengan baik. Selain itu, PJT juga memungkinkan bayi juga lahir prematur. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)