Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah sejenis kanker yang 99% disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang leher rahim. Kanker ini merupakan penyakit yang berjalan lambat, sehingga pada stadium awal tak terasa gejalanya. Bila HPV ditemukan pada ibu hamil, jangan terlalu stres dan terburu-buru meminta pengobatan dari dokter. Pasalnya, HPV membutuhkan waktu yang lama, sekitar 3-20 tahun untuk bisa menjadi sebuah kanker serviks. Dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) menyarankan, "Ibu hamil sebaiknya menunggu kelahiran baru melakukan pengobatan. Bila melakukan pengobatan saat hamil, dikhawatirkan bisa berdampak buruk pada janin. Salah satunya, bayi bisa lahir prematur."
Ia pun menambahkan jika ibu hamil sudah terkena kanker serviks, perlu ditelaah lebih lanjut. "Dilihat dulu kasusnya. Kalau ia sudah terkena kanker serviks stadium 1B dan anak yang sudah dimiliki banyak, sebaiknya rahimnya diangkat semua, karena stadium kankernya akan terus naik."
Seperti Moms mungkin sudah ketahui, salah satu tindakan untuk mencegah kanker serviks adalah dengan melakukan pap smear. Ini merupakan salah satu cara ampuh untuk mendeteksi keberadaan kanker tersebut. Wanita yang berisiko tinggi mengalaminya adalah mereka yang banyak melahirkan, perokok, dan punya banyak pasangan seksual. Gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh. Di sinilah pentingnya dilakukan pap smear. Jika pada pemeriksaan pap smear ini ditemukan tanda-tanda awal kanker leher rahim, maka peluang untuk bisa menyembuhkannya sangat tinggi.
Vaksinasi kanker serviks juga menjadi solusi lain untuk mencegah serangan infeksi virus HPV, khususnya HPV tipe 16 dan 18. Lakukan vaksinasi HPV 3 kali dalam kurun waktu 6 bulan. Meski lebih dianjurkan bagi wanita muda yang belum aktif secara seksual, namun tetap dapat diberikan kepada wanita sudah menikah atau aktif secara seksual, jika hasil pap smear tidak menunjukkan tanda infeksi HPV. Vaksinasi tidak dianjurkan bagi ibu hamil, namun aman bagi ibu menyusui. (M&B/SW/Dok. Freepik)