Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mudik menjadi keseruan tersendiri setiap jelang Hari Raya Idul Fitri. Kemacetan yang berulang kali terjadi setiap tahunnya tak membuat orang-orang kapok untuk mudik. Tahun ini, Anda juga mudik bersama keluarga. Supaya balita Anda tidak bosan dan jenuh sepanjang perjalanan, cobalah untuk menikmati perjalanan mudik dengan menstimulasi kecerdasan Si Kecil tentang apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia rasakan sepanjang perjalanan agar lebih menyenangkan dan memberi kesan mendalam bagi balita Anda.
Nah, salah satu kecerdasan Si Kecil yang bisa Anda stimulasi selama perjalanan mudik adalah kecerdasan bahasanya. Kecerdasan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan menguasai bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan ini tentu saja perlu dilatih sejak dini. Apa yang dilihat, dikunjungi, dan didengar oleh anak selama perjalanan mudik bisa dijadikan sarana untuk menstimulasi kecerdasan bahasanya. Ini yang perlu Anda lakukan, Moms.
Di stasiun atau bandara: Anak akan mendengar percakapan orang-orang di sekelilingnya dalam berbagai bahasa. Jelaskan, bahasa apa yang didengar dan artinya jika Anda mengetahuinya. Ia juga akan mendengar pengumuman kedatangan dan keberangkatan kereta atau pesawat. Katakan, betapa pentingnya mendengarkan pengumuman tersebut agar tidak ketinggalan pesawat atau kereta.
Papan nama: Baca keras-keras papan bertuliskan nama kota atau gerbang keluar masuk tol yang ditemui di sepanjang jalan. Jelaskan bahwa itu nama sebuah kota yang terkenal dengan makanan tertentu, misalnya Kota Brebes yang terkenal dengan telur asinnya.
Restoran: Baca nama-nama restoran yang dilewati dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa setempat. Jika mampir ke salah satu restoran, ajak anak melihat daftar menu yang berisi nama masakan dalam bahasa daerah setempat untuk mengenalkannya pada bahasa daerah.
Di rumah keluarga: Ajak Si Kecil berbincang dengan nenek, kakek, dan kerabat dewasa juga dengan saudara seumur sehingga terjadi pertukaran kosa kata. Dengan ini, ia juga akan belajar menggunakan bahasa ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dengan orang yang baru dikenal. (Susanto Wibowo/MA/Dok. Freepik)