BUMP TO BIRTH

Ketahui Tujuh Penyebab Terjadinya Keguguran


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Memiliki anak merupakan anugerah terindah dalam kehidupan pernikahan suami-istri. Bahkan dari sejak sebelum hamil, seorang wanita sudah berusaha untuk menjaga kesehatan agar dapat hamil dan memiliki anak. Namun, berbagai kondisi bisa menyebabkan terjadinya keguguran.

Menurut Henry Lerner, MD, profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Harvard Medical School, Boston, AS, dan penulis buku tentang keguguran berjudul Why it Happens and How Best to Reduce Your Risks, kemungkinan keguguran pada seorang wanita memang tidak dapat ditentukan penyebabnya.

Baik ibu yang baru pertama kali merasakan kehamilan sampai yang sudah mengalami beberapa kali keguguran, penyebab pastinya cukup sulit untuk ditemukan. Namun umumnya, terdapat tujuh penyebab keguguran ini bisa terjadi dan cara Anda untuk mencegahnya.

1. Kelainan kromosom

"Korosi kromosom yang tidak sesuai menyebabkan keguguran setidaknya 60 persen," kata Bryan Cowan, MD, ketua departemen kebidanan dan ginekologi di University of Mississippi Medical Center, Jackson, AS, dan juru bicara American College of Obstetricians and Gynecologists. Kromosom adalah struktur kecil di setiap sel yang membawa gen orangtua pada anaknya. Ada 23 pasang kromosom, satu set dari ibu dan satu set dari sang ayah. Kerusakan kromosom bisa terjadi saat pertemuan antara sperma dan sel telur. Hal ini pun bisa menyebabkan keguguran.

Yang bisa Anda lakukan: Jika Anda mengalami keguguran satu kali, bersabarlah. Masih ada kemungkinan Anda dapat hamil lagi dengan bayi yang sehat. Namun, jika Anda keguguran lagi, pertimbangan untuk melakukan tes laboratorium agar tahu penyebabnya."Jika kromosom normal, kita dapat segera mulai mencari masalah lain yang mungkin menjadi penyebab atas keguguran dan itu bisa diobati," kata Jonathan Scher, MD, spesialis kesuburan di Manhattan dan rekan penulis Preventing Miscarriage: The Good News.

2. Abnormalitas uterus dan serviks

Keguguran bisa disebabkan dari bentuk rahim yang tidak normal, yang disebut uterine septum. Kondisi ini membuat embrio tidak dapat berimplantasi atau setelah implan, tidak dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.Serviksyang lemah atau tidak kompeten juga adalah masalah lain yang bisa menyebabkan keguguran. Pasalnya, menjelang akhir trimester pertama, janin telah tumbuh cukup besar sehingga serviks mulai membengkak. Jika leher rahim melemah, makatidak bisa menahan janin yang ada dalam kandungan.

Yang bisa Anda lakukan: Dokter mungkin akan kesulitan menemukan masalah ini sampai Anda mengalami keguguran berulang, atau setelah melahirkan. Namun, menurut Dr. Cowan, septum uterus dapat diperbaiki dengan operasi. Jika Anda memiliki leher rahim yang tidak kompeten, dokter Anda akan meletakkan jarumdi leher rahim untuk menutupnya, prosedur inidisebut cerclage. Anda mungkin juga memerlukan istirahat atau rawat inap untuk menjaga kehamilan sehat

3. Gangguan imunologis

Tak jarang tubuh calon ibu merasa bahwa sperma adalah sel yang berbahaya. Munculnya embrio yang masih sangat kecil di awal kehamilan bisa saja diserang oleh antibodi sang ibu secara tidak sengaja. Inilah yang menyebabkan keguguran yang sulit dijelaskan oleh dokter.

Yang bisa Anda lakukan: Sayangnya, Dr. Scher mengatakan bahwa belum banyak penelitian yang dilakukan untuk kondisi tersebut. Untuk sementara ini, perawatan masih dianggap eksperimental. Dr. Scher sendiri telah berhasil mengatasi kondisi tersebut dengan aspirin, heparin (pengencer darah) dan steroid tertentu.

4. Masalah tiroid dan diabetes

Kondisi tiroid dan diabetes yang tidak terkontrol dapat memengaruhi area uterus dan menyebabkan keguguran. "Efek dari kondisi ini adalah menyulitkan embrio untuk bertahan hidup," jelas Dr. Scher.

Yang bisa Anda lakukan: Anda harus melakukan perubahan gaya hidup sehat yang direkomendasikan dokter. Tetap lakukan pengobatan yang rutin agar kondisi Anda stabil, meskipun menderita diabetes atau tiroid.

5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

PCOS atau polycystic ovary syndrome adah kondisi calon ibu yang memiliki kadar hormon testosteron laki-laki terlalu tinggi. Ini akan menyebabkan ovulasi dan menstruasi tidak teratur. "Bahkan pada wanita yang tidak menderita diabetes, PCOS dapat menyebabkan resistensi insulin yang mencegah lapisan endometrium (lapisan rahim) berkembang dengan baik," jelas Dr. Scher. Ia memperkirakan bahwa sekitar 5 sampai 10 persen wanita usia reproduksi memiliki PCOS.

Yang bisa Anda lakukan: Perawatan dilakukan dengan obat antidiabetik oral, seperti metformin (Glucophage). Pengobatan ini telah berhasil mengurangi keguguran pada wanita dengan PCOS.

6. Infeksi Bakterial

Keberadaan mikro organisme dalam saluran reproduksi pria dan wanita dapat meningkatkan risiko keguguran. Dua mikro organisme yang menjadi penyebab utamanya adalah mycoplasma homonis dan ureaplasma urealyticum. Pada wanita, infeksi dengan bakteri ini dapat membuat endometrium (lapisan rahim) menjadi bengkak, sehingga tidak memungkinkan embrio berkembang. "Karena tidak ada gejala khusus, jadi satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan menguji organisme di laboratorium," kata Dr. Scher.

Yang bisa Anda lakukan: Infeksi ini biasanya dapat diobati dengan antibiotik.

7. Gaya Hidup

Gaya hidup dan kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum minuman beralkohol juga bisa mengakibatkan keguguran. "Kandungan nikotin yang melewati plasenta dapat menggangu suplai darah dan pertumbuhan janin," jelas Dr. Scher. Maka, sudah pasti bahwa perokok memiliki tingkat keguguran dua kali lipat dibandingkan mereka yang bukan perokok. Minum lebih dari dua gelas minuman beralkohol setiap hari juga bisa meningkatkan risiko keguguran. Apalagi jika Anda menggunakan narkoba selama kehamilan, risikonya pun semakin tinggi.

Yang bisa Anda lakukan: Tentu saja, Anda harus mengubah gaya hidup lebih sehat jika ingin hamil. Hal tersebut akan meningkatkan peluang Anda bisa hamil dengan lancar. Jika Anda khawatir dengan lingkungan yang kurang sehat, Anda bisa konsultasikan dengan dokter. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)